Beranda | Artikel
Agama Baru Bahaiyyah, Apakah Kafir?
Jumat, 25 Juli 2014

Ajaran Bahaiyyah adalah agama yang baru di negeri ini bahkan diisukan sudah akan diresmikan oleh pemerintah. Bagaimana pandangan Islam mengenai ajaran agama bahaiyyah?

Syaikh Ibnu Baz pernah ditanya mengenai agama Bahaiyyah. Ajaran tersebut mengaku adanya nabi sepeninggal Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apakah boleh menguburkan mereka di pemakaman kaum muslimin?

Jawaban dari Syaikh Ibnu Baz, “Jika memang ajaran dari Bahaiyyah sebagaimana yang kalian sebutkan, maka ia kafir. Tidak boleh menguburkan mereka di pemakaman kaum muslimin. Karena siapa saja yang mengklaim masih ada Nabi sepeninggal Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ia benar-benar pendusta dan kafir berdasarkan nash dan ijma’ -kata sepakat- kaum muslimin. Itu juga berarti telah mendustakan firman Allah Ta’ala,

مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. ” (QS. Al Ahzab: 40).

Begitu pula terdapat hadits yang banyak yang berasal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan bahwa tidak ada Nabi lagi sepeninggal beliau dan beliau adalah penutup para nabi.

Begitu pula jika ada yang mengklaim bahwa Allah bersatu dengan nabi tadi atau bersatu dengan satu satu makhluk, ia pun kafir berdasarkan kesepakatan kaum muslimin. Karena Allah Ta’ala tidaklah bersatu dengan salah satu dari makhluk-Nya. Allah itu begitu Agung dan Besar. Siapa yang berkeyakinan seperti itu, maka ia kafir berdasarkan kesepakatan kaum muslimin. Ia telah mendustakan berbagai ayat dan hadits yang menunjukkan bahwa sebenarnya Allah berada di atas ‘Arsy, menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Allah itu Maha Tinggi dan Maha Besar, tidak ada yang serupa dan semisal dengan Allah. Allah Ta’ala telah memberitahukan pada hamba-Nya,

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy.” (QS. Al A’raaf: 54).

Begitu pula disebutkan dalam firman Allah,

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas ‘Arsy.” (QS. Thoha: 5)

Juga disebutkan dalam ayat lainnya,

فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ

Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Ghofir: 12)

Allah Ta’ala berfirman pula,

إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ

Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik[1249] dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.” (QS. Fathir: 10).

Juga ada banyak ayat yang menyebutkan bahwa Allah itu menetap tinggi di atas ‘Arsy-Nya dan beristiwa’ sesuai dengan keagungan-Nya. Tidak ada satu makhluk pun yang serupa dengan Allah. Hanya Allah yang mengetahui hakekat Dia beristiwa’. Begitu pula mengenai hakekat Zat Allah, hanyalah Dia yang mengetahui. Itulah yang diterangkan oleh Allah dan inilah yang menjadi prinsip akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang sudah dijelaskan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah juga yang menjadi keyakinan khulafaur rosyidin, para sahabat, tabi’in dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga saat ini.

Ketahuilah wahai saudaraku. Aku sendiri sebenarnya belum mengetahui mengenai kitab-kitab ajaran Bahaiyyah hingga saat ini. Namun aku telah mengetahui dari berbagai info, aliran ini kusimpulkan sebagai aliran sesat, ajarannya ajaran kafir, bukanlah Islam. Dari apa yang telah kusebutkan bisa menjawab pertanyaan di atas.

Setelah itu aku menelaah dan meneliti, terdapat dalam Majalah Al Hadyu An Nabawi yang diterbitkan di Mesir sebanyak empat jilid, terbit di bulan Ramadhan dan Dzulqo’dah tahun 1368 H, yang ketiga diterbitkan pada bulan Rabi’uts Tsani 1369. Diterangkan di situ bahwa Bahaullah adalah Rasul dari aliran Bahaiyyah. Ia mengaku sebagai penghapus syari’at sebelumnya dan meluruskannya. Setiap masa pun dibutuhkan Rasul. Mereka juga mengingkari adanya Malaikat. Hakekat malaikat menurut mereka adalah  arwah mukmin yang berada di atas. Mereka pun mengingkari hari berbangkit. Juga yang mereka ingkari adalah Dajjal. Jelas sekali bahwa mengaku dibutuhkannya Rasul sepeninggal Nabi kita Muhammad seperti yang diyakini oleh aliran Bahaiyyah adalah suatu kekufuran yang nyata.

Allah-lah yang memberi taufik. Tidak ada daya dan kekuatan selain Dia. Kami memohon pada Allah agar kalian dan saudara kita lainnya dari kaum mukminin mendapatkan taufik untuk mengenal kebenaran dan mengikutinya. Dialah yang Maha Mulia. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Muhammad selaku hamba dan utusan Allah, sayyid dan pemimpin kita, begitu pula kepada keluarga dan sahabat, juga yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman. (Majmu’ Fatawa Syaikh Ibnu Baz, juz ke-13).

Alhamdulillah, semoga Allah memberi taufik.

Baca Juga:

Diterjemahkan di Panggang, Gunungkidul, 27 Ramadhan 1435 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Muslim.or.id

🔍 Hukum Mengucapkan Selamat Tahun Baru, Islamic Blog, Contoh Perilaku Aniaya, Doa Menyembuhkan Orang Sakit Jiwa


Artikel asli: https://muslim.or.id/22226-agama-baru-bahaiyyah-apakah-kafir.html